Sudah lama suami tidak memperkenankan saya untuk membeli
majalah fashion.
“Aku kan harus cari-cari referensi untuk bikin desain
(baju), Bang,” begitu saya menawar kebijakannya.
“Yang bebe butuhkan itu imajinasi, jangan baca majalah yang
isinya baju, nanti desain-desainnya malah sama kayak baju yang ada di majalah,”
kata suami saya.
“Terus aku baca apa dong?”
“Ya bacanya buku-buku atau majalah yang nggak ada
hubungannya sama baju,” demikian suami menjelaskan.
Dipikir-pikir betul juga sih. Katakanlah mendesain pakaian
itu adalah sebuah kegiatan kreatif (kreativitas). Maka sebelum saya
menghasilkan ide desain, maka tahap pertama yang harus saya lakukan adalah
mencari sebanyak mungkin informasi atau sumber atau bahan untuk merumuskan
sebuah ide. Bisa jadi baca-baca majalah juga merupakan salah satu cara untuk
itu. Tapi kalau terlalu banyak dan melulu baca majalah, memang saya juga merasa
jadi sangat terpengaruh dengan baju-baju yang dilihat, idenya jadi sama persis.
Betul sekali bahwa saya butuh imajinasi. Dan apa suami
bilang “kalo butuh imajinasi, bacanya yang nggak ada hubungannya dengan baju”.
Betul sekali. Entah seperti teori menjelaskannya. Dan entah darimana juga sih
suami bisa bilang gitu. Jangan-jangan dia sok tahu yah? Hahaha.
Ngikut baca majalahnya suami |
Salah satu buku dari penulis favorit: Tere Liye |
YUK JOIN SITUS POKER ONLINE AMAN DAN TERPERCAYA WWW.DKIPOKER.COM BURUAN GABUNG...
ReplyDelete